Sejarah Desa Bentunai

24 Februari 2025
Minarta Rolif
Dibaca 50 Kali
Sejarah Desa Bentunai

Bentunai adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Desa ini terdiri dari 3 dusun, yaitu Baron, Kokban, dan Tumpuan Hati.

 

Asal usul penamaan wilayah Bentunai sekarang ini berasal dari bahasa Hakka yang menyebut daerah tersebut dengan sebutan Bun To Nai, yang artinya tanah yang lembek dan lengket.

 

Jenis tanah yang mendominasi kawasan pesisir pantai kota Selakau (Selakau Muda) hingga kira-kira sekitar 2 Km ke arah Selakau Tua (bahasa Dayak Selakau: Salako Tuha) adalah tanah aluvial. Karena menurut cerita, dahulu kawasan Bukit Selindung (Sarinakng) hingga Selakau Tua adalah pesisir pantai. Karena ada peristiwa alam, yang dahulunya laut tiba-tiba muncul daratan muda yang kini menjadi kota Selakau saat ini, dinamai oleh penduduk kawasan itu bernama Sekalau Muda.

 

Selanjutnya, setelah kawasan itu jenis tanahnya hingga mendekati kaki rangkaian bukit Selakau Tua (bekas pesisir pantai tempo dulu) sudah berbeda. Jenis tanahnya adalah tanah aluvial bercampur dengan jenis tanah arganosol.

 

Tanah ini kemungkinan dulunya berasal dari endapan humus tanah dari bukit-bukit itu yang disebabkan erosi hujan dan dihanyutkan ke laut di pesisir pantai waktu itu.

 

Disamping itu, sumbangan lumpur tersebut turut mewarnai jenis tanah di kawasan Bentunai (dan kawasan Selakau Tua). Warna tanahnya agak hitam dan cokelat, tidak keras dan lengket seperti tanah liat dan berbau lumpur. Maka dari itu, orang Tionghoa Hakka menyebutnya dengan Bun To Nai.